Saturday, January 28, 2012

Eternal Sunshine of the Spotless Mind.

How happy is the blameless vestal's lot. The world forgetting, by the world forgot. Eternal sunshine of the spotless mind. Each pray'r accepted, and each wish resign'd.

Kalo harus menjawab pertanyaan, "apa film favorite kamu?" Mungkin gua gak akan pernah bisa menjawab dan memutuskan film beruntung mana yang bisa gua masukin ke dalam daftar most fave karena pada dasarnya I do really love movie. Semua film yang gua tonton itu berkesan dengan cerita dan caranya masing-masing. Tetapi kalo pertanyaannya dirubah "apa film drama cengeng favorite kamu?" pastinya gua bakal jawab Eternal Sunshine of The Spotless Mind. Setelah Titanic dan The Notebook, kisah cinta pasangan Joel Barish dan Clementine Kruczynski yang diperanin oleh Jim Carey dan Kate Winslet ini juga gak bisa gak bikin nangis atau minimal bikin ngenes yang nonton. 

Pertama kali gua nonton Eternal Sunshine of The Spotless Mind, waktu itu sekitar bulan November 2009. Film ini gua tau dari seorang teman baik, Dityo namanya, yang siang-siang bolong dateng dan ngetok kamar kosan buat ngajak nonton dvd yang ngarannya Eternal Sunshine of The Spotless Mind. Kalo ngeliat bungkusnya sih, apalagi ada nama Jim Carey, gua awalnya mikir kalo ini film kocak. Tapi Dityo bilang jangan nebak-nebak atau ngejudge dulu, silakan saksikan dan pastikan setelah nonton. 

Yeay, setelah ditonton setengah perjalanan dari film ini gak ada adegan yang bikin gua ngakak. Curiga, makin ditonton kenapa makin gak enak rasanya di hati. Sampe pada hampir dipenghujung film, meneteslah air mata. Cukup menetes aja, karena gua nonton bareng Dityo jadi agak gengsi kalo mau sesenggukan sementara dia santai gumantai aja, kan malu kalo cengeng sendiran. Walau bikin gua agak curiga juga sih kenapa dia gak nangis, sepertinya sih sebelum nonton sama gua si Dityo ini udah sempet nonton sendiri dan sesenggukan juga. Tapi asli deh, emang harusnya nangis sesenggukan gak peduli lo cewek atau cowok, ini filmnya emang sedih parah.



Karena gua gak mau melewatkan momen-momen cengeng gara-gara nonton film drama yang mana ini bukan drama India, so I went to my twice moment of watching the movie. Tebak. Berhubung gua nonton sendirian di dalam kamar, dan kebetulan saat itu habis putus juga. Jadi, nangisnya total banget! Lega deh, walau faktanya setelah putus sama pacar gua malah gak nangis sama sekali. Tapi gara-gara nonton this sad movie, rasanya lebih enak aja habis nangis. Yeah, gua nangis bukan karena sedih pasca putus tapi gara-gara Jim and Kate, duh.

Ternyata gak cukup sekali dua kali nonton this the most fave sad movie. I went to my third experiences, saat ini momennya gua emang lagi kesepian aja dan tiba-tiba kepengen nangis tapi gak bisa. Jadilah, dengan tatapan nanar ke arah kepingan dvd dengan cover mukanya Jim Carey, gua nonton film ini lagi. Tadinya gua pikir gak akan nangis, karena ceritanya udah ketebak dan setidaknya gua udah ngerti part-part mana yang bakal bikin mewek. Oh crap. Tameng gua gagal, dan kali ini nangisnya gak kalah sesenggukan. 

Dan sore ini, entah angin apa yang membawa gua ke film sedih punya Kate Winslet. Mungkin karena abis chat via WhatsApp sama Dityo, jadi tiba-tiba gua keinget sama Eternal Sunshine of The Spotless Mind. Walau bukan yang pertama, kedua, ketiga, atau bahkan keempat (rasanya gua udah nonton lebih dari tujuh kali deh) kalinya nonton, tapi cerita di film ini tetep ngegemesin. Kali ini gua gak nonton sepenuh hati dan gua rasa gak akan nangis (lagi). Salah, jantung gua mulai gemetaran saat Joel masuk ke momori saat Joel dan Clem pertama kali ketemu dah kenalan duduk di pinggir pantai sambil makan ayam goreng. Then, here came my tears while hearing the dialogue:

Clem: This is it, Joel. It's going to be gone soon.
Joel: I Know.
Clem: What do we do?
Joel: Enjoy it. 

Berhubung gua udah berkali-kali bilang sebelumnya kalo Eternal Sunshine of he Spotless Mind ini adalah film yang pantes dan juara bikin sesenggukan. Jadi, gak ada salahnya gua ceritain sedikit tentang film ini, supaya yang belum nonton bisa dapet gambaran 'sesedih apa'.

Gak perlu dipertanyakan lagi dong reputasi Jim Carey sebagai aktor, walaupun dia terkenal dengan film-film dengan genre komedi, tapi di film ini dia akting bagus banget buat berperan sebagai Joerl Barish yang karakternya jauh dari kesan konyol. Begitu juga dengan Kate Winslet, si ratu drama satu ini udah gak perlu diragukan lagi kalo harus berperan dalam film drama, bisa dilihat karakter-karakter yang pernah di peranin Kate dalam film Titanic, The Holiday, The Reader. She did great. 

Seperti kebanyakan drama. Yes, film science fiction ini merupakan drama romantis yang tema utamanya  adalah cinta. Tapi gak jadi cheesy seperti drama kebanyakan karena it's different. Menariknya, alurnya gak dibuat maju terus, tetapi karena dalam film ini diceritakan proses Joel Barish menghapus memori tentang Clementine, jadi plotnya mundur dan buat yang gak konsentrasi nonton bisa-bisa gak ngeh. Walaupun titik beratnya adalah proses penghapusan memori. Tetapi, setiap scene antara Joel dan Clem muncul, dialognya rasanya sweet dan real dan memorable. 

Okay, Joel Baris dan Clementine adalah sepasang kekasih yang baru putus. Sama halnya kayak orang-orang dikehidupan nyata, kondisi pasca putus bagi Joel sangat gak mengenakan. Yah, sesuai data empiris fenomena percintaan yang akhir-akhir ini mulai gua teliti kalo proses move on itu, lebih susah daripada ujian masuk universitas Harvard. 

Seberapa banyak sih dari kita yang masih mengingat-ngingat mantan? Banyak banget mungkin. Seberapa banyak sih dari kita yang masih ngarep balikan lagi sama mantan? Yep, pasti ada. Ya begitu juga dengan Joel Barish. Pasca putus dengan Clementine, Joel masih ngerasa kalo life changes totally dan rasanya gak salah buat tetep sayang sama Clem. Sampe pada akhirnya Joel memberanikan diri buat menemui Clem di tempat kerjanya tapi yang bikin schock adalah, Clem sama sekali gak ingat sama Joel. Bahkan Clem memperlakukan Joel sebagai orang asing. 

Karena merasa gak nyaman dengan tingkah Clem, akhirnya Joel share ke sobatnya, yang juga pasangan, perihal tingkah laku Clem. Dan dari sahabtanya ini, Joel finally know that Clem has erased all memory about Joel Barish melalui agen Lacuna Inc. Esokannya, Joel dateng ke kantor Lacuna Inc dan meminta penjelasan tentang apa yang dialami Clementine. 

Dr. Mierzwiak:  
Our files are confidential Mr. Barish so we can't show you any evidence. Suffice it to say, Miss Kruczynski was not happy and she wanted to move on. We provide that possibility.

Karena Joel mearasa kecewa dengan Clem yang menghapus segala memori tentang mereka berdua, dan Joel khususnya, maka Joel minta kepada Dokter Mierzwiak dari Lacuna Inc untuk mengahapus memorinya tentang Clementine. 

Kemudian, pagi harinya saat Joel bangun tidur dia bener-bener udah gak menemukan sedikitpun ingatan/memori tentang Clementine. Terlebih, ringsek di mobil kesayangannya yang sempet dirusak oleh Clem saat malam mereka pisah, malah dikira rusaknya itu diakibatkan oleh goresan mobil tetangganya.

Hari itu juga, secara impulsif Joel memutuskan bolos kerja dan pergi ke Montauk. Montauk adalah tempat Joel dan Clementine pertama kali ketemu. Tebak, ya namanya juga drama. Ternyata Clem juga lagi di  Montauk. Karena mereka gak ada yang inget satu sama lain, jadinya mereka bertingkah sebagai dua orang asing. Kemudian, layaknya orang asing mereka pun saling kenalan dan melakukan pembicaraan basa-basi sampai yang intimacy. Selanjutnya, mending lo tonton sendiri filmnya. Gak akan rugi!

Bayangin, dua orang yang pernah saling jatuh cinta, kemudian saling menghapus memori, lalu jatuh cinta lagi.  Romantis ya. Ceritanya orang move on itu memang selalu menyedihkan. Ada yang berjuang move mati-matian, dan ada juga yang pake jalan pintas yakni dengan menghapus memori di otak. Tapi apa yang sebenernya ditunjukin oleh film Eternal Sunshine Of  The Spotless Mind? Cinta itu kerasanya di hati, bukan di otak. Seberapapun canggihnya teknologi yang membantu kita buat ngelupain orang yang pernah kita sayang, tapi yang namnya chemistry gak pernah bohong. Hati berkata lain. Ya sama, walau pada kenyataannya gak ada dokter seperti Dr. Mierzwak yang punya peralatan buat menghapus memori, para kekasih juga berjuang move on dengan berbagai cara. Mulai dari membuang barang-barang pemberian sang mantan, menghapus segala jenis komunikasi, pergi ke tempat yang jauh dan penuh dari orang asing supaya gak ketemu lagi sama sesuatu yang berhubungan sama mantan, sampai dengan cara mencari pengganti/rebound atau pacar baru atau mencoba jatuh cinta lagi. 

Tetapi, seberapapun usaha yang dilakukan buat move on, sekalipun kita mulai lupa dan gak pernah inget-inget lagi soal mantan. Kalau tiba saatnya secara gak sengaja lo ketemu lagi sama mantan, dan hati lo masih gemeteran. Yes you can't deny, that's called love. 

I do really believe in love. Walaupun sebenarnya gua gak pernah tau rasanya cinta, apalagi buat mendeskripsikan bahkan mendefinisikan arti cinta. Karena konteksnya disini sedang membahas cinta between two persons, jadi gua gak perlu bahas makna cinta yang lain yakni cinta kepada orangtua, saudara dan sahabat. Pokoknya, sesuatu yang udah gak mempan untuk dijabarkan pake logika dan rasanya sangat aneh di perut (yes feels like butterflies in stomach), ya itu cinta! Sama halnya dengan apa yang gua percaya kalo cinta itu gak akan pernah habis dan hilang, kecuali karena orang ketiga. That's absolute, cinta bisa rusak dan hilang karena munculnya orang baru. Karena pada dasarnya, cinta itu dibikin cuman buat dua orang, jadi kalau sampe hadir orang lain dalam suatu hubungan, pastikan aja cintanya jadi ilang. Mereka yang pacaran (atau menikah), kemudian putus (atau bercerai) dengan alasan 'udah gak cinta', mungkin pada dasarnya memang mereka gak pernah saling cinta. Dan buat dicermati, kalo cinta itu gak terus-terusan manis dan bentuknya indah. Bahkan sesuatu yang rasanya pahit dan bentuknya menjijikan seperti taik pun, juga bagian dari cinta. Love is simlple, but people make it hard.

Well, kalau ternyata move on gak semudah dan seindah layaknya proses menumbuhkan cinta. Inilah yang gua sebut cinta dalam bentuk yang lain yang rasanya pahit dan kayak taik. Harusnya gak perlu ada yang namanya move on kalau memang itu cinta, tepatnya gak perlu ada yang namanya perpisahan kalau itu cinta. Jadi, kalau kalian pisah dengan pacar dan langsung bisa pacaran dengan yang lain, mungkin yang kemaren bukan cinta. Walaupun, bisa jadi juga sih yang kemaren itu cinta, mengingat banyak banget cinta di dunia. But well, hati orang siapa yang tahu. Sementara buat kalian yang pisah dengan pacar dan susah banget buat move on, apalagi jatuh cinta lagi, well congrats lo adalah pecinta sejati. Tapi mungkin yang kemaren itu bukan cinta sejati lo. Tenggelam dalam kesedihan dan berharap-harap cemas akan kembalinya si cinta yang hilang, gak bikin kondisi lo lebih baik. Gua ulang lagi ya, banyak banget cinta di dunia, so don't get stuck. You deserve the happiness!

Heyeye! Kenapa jadi ngomingin cinta, pep. Barusan, dengan gak bermaksud sok bijak atau menggurui because I'm just sharing the things. Balik lagi, sangking jatuh cintanya gua sama film Eternal Sunshine of The Spotless Mind rasanya gak cukup satu kali nonton walaupun ujungnya nangis melulu. I learn something from the movie, but, don't call me drama.

Blessed are the forgetful, for they get the better even of their blunders. 

No comments: