Bukan, bukan. Barusan bukanlah sebuah umpatan kasar yang saya lontarkan. Tapi anjing, cukup anjing, titik. Iya, binatang berkaki empat dengan bulu disekujur tubuhnya dan dikenal sebagai sahabat manusia.
Ellis, adalah nama seekor anjing jenis Golden Retriever milik tetangga di lingkungan tempat saya tinggal. Malam ini, saat saya berjalan menuju rumah kost, saya melihat Ellis sedang berdiri sejarak satu jengkal dari pagar rumah milik majikannya. Kelihatannya Ellis seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Dan yang membuat agak dramatis, Ellis dengan wajah yang murung menunggu dibawah rintik hujan. Poor Ellis…
Memang kebiasaan saya menegur Ellis setiap melewati rumah dimana Ellis dipelihara. Dan, selalu. Ellis nampak tidak ceria, sendirian, dan kesepian. Kasihan Ellis, karena untuk jenis anjing Golden Retriever, Ellis seharusnya nampak ceria dan antusias setiap bertemu manusia. Seperti informasi yang saya dapatkan dari blog yang beralamat di http://doggies-ryodesc.blogspot.com/ dituliskan bahwa:
“Bersahabat, dapat dipercaya dan diandalkan. Sikap bermusuhan atau tidak ramah terhadap anjing atau orang asing dalam situasi normal, atau tanpa sebab yang jelas menunjukkan ketakutan atau kecemasan, bukanlah sifat Golden Retriever. Sikap demikian harus dipenalti sesuai tingkat keseriusannya. Golden Retriever adalah anjing yang bersahabat, penuh kasih sayang dan sangat setia kepada pemilik dan keluarganya. Cerdas, mudah dilatih dan selalu ceria, sehingga mudah berkawan dengan binatang peliharaan yang lain. Trah yang mencintai anak-anak ini tidak akan marah meskipun kita melakukan provokasi kepadanya. Dia selalu hanya ingin menyenangkan kita dan memberikan keceriaan di dalam keluarga kita. Golden Retriever pada umumnya juga tidak agresif terhadap anjing asing. Bila terjadi sebaliknya, kebanyakan justru karena kegembiraannya yang berlebihan bertemu dengan teman bermain yang baru. Namun hal itu dapat dengan mudah dikontrol, yaitu dengan latihan yang terprogram. Dengan temperamen yang demikian, meskipun seekor Golden Retriever akan memberikan peringatan bila ada orang / mahluk asing, jangan sekali-kali mengharapkan Golden Retriever sebagai anjing penjaga. Bila anda menginginkan anjing penjaga, carilah trah lain.
Buddy, siapa yang tidak kenal Buddy? Karakter anjing ceria dan dinamis dalam film tahun 1997 yang berjudul Air Bud. Dalam film tersebut, Buddy, seekor anjing jenis Golden Retriver digambarkan sebagai jenis anjing yang bersahabat, ceria, tidak bisa diam, menyenangkan, dan sangat menyukai manusia. Dan memang begitulah seharusnya pembawaan seekor anjing dengan jenis Golden Retriver ini. Namun tidak dengan Ellis. Biasanya sikap murung seekor peliharan juga dipengaruhi oleh perlakuan sang pemilik dan lingkungan dimana ia tinggal. Tapi disini saya tidak ingin menghakimi bagaimana sang pemilik memperlakukan Ellis. Saya hanya sangat menyayangkan, anjing dengan penampilan yang glamorous serta sifat yang sangat bersahabat dengan manusia, hanya dipelihara sebatas menjadi penjaga rumah.
Melihat Ellis barusan, saya sangat berempati dan jadi berpikir. Betapa seekor binatang, pun yang dipelihara, tetaplah memliki perasaan. Mereka juga membutuhkan teman dan perhatian. Dapat kalian bayangkan? Jika malam datang, dan kebetulan sedang hujan, seekor Ellis hanya berbaring sendirian di garasi dan memasang radar waspadanya karena tugasnya sebagai anjing penjaga. Sementara kita sebagai manusia dengan nyamannya berbaring diatas kasur yang empuk dan berbalut bedcover untuk menghindari angin malam yang dingin. Jadi rasanya wajar saja jika Ellis yang selalu sendiri terlihat murung dan tidak seceria anjing Golden Retriver lainnya.
Kisah Ellis bukanlah pemandangan yang pertama bagi saya untuk kasus: anjing yang kesepian. Beberapa bulan yang lalu, saat saya masih tinggal di rumah kost terdahulu, juga saya temukan seekor anjing jenis Labrador bernama Bruno yang singgah dipekarangan rumah kost saya. Anjing jenis Labrador serta sifat alaminya dapat kalian lihat pada film berjudul Marley and Me yang juga diperankan oleh Jenifer Aniston yang memerankan karakter sebagai pemilik Marley. Jika kalian lihat Marley (si anjing) di film tersebut, mungkin agak mengesalkan karena energinya yang berlebihan sehingga anjing jenis ini sangatlah kelewatan lincah. Sayangnya, Bruno, anjing lincah jenis Labrador ini selalu dibiarkan di dalam kandang layaknya hewan pajangan, bukannya peliharaan. Dan tentunya miris, karena sangat berlawanan dengan sifat alaminya yang enerjik. Maka tidak heran jika Bruno-yang-selalu-di-kandang selalu berusaha menarik perhatian setiap orang yang melewati kandangnya dengan melompat-lompat sambil menggonggong. Saya mungkin salah satu favorit Bruno karena tanpa diminta pun saya tidak pernah lupa menyapa Bruno setiap melewati kandangnya. Sangat disayangkan, karena sang pemilik adalah mahasiswa yang juga pengusaha sangatlah sibuk keterlaluan sehingga perhatian dan waktu bermain yang diberikan ke Bruno sangatlah minim.
Untuk apa memelihara seekor anjing sebenanrya jika hanya ditinggal, dikurung di kandang atau dibiarkan di halaman rumah, tidak pernah diajak bermain atau jalan-jalan, bahkan tidak pernah ada kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama? Bukankah esensi dari memlihara seekor binatang adalah untuk menjalin ikatan emosi antara sang pemilik dan hewan peliharaan? Mungkin ada baiknya untuk tidak menganggap mereka sebagai peliharaan, namun anggaplah mereka sebagai sahabat. Mungkin sikap saya agak berlebihan , tapi… mengambil keputusan untuk memelihara seekor anjing berarti memutuskan untuk menambah satu tanggung jawab kita. Apalagi, anjing juga merupakan makhluk bernyawa, sudah dapat dipastikan mereka pasti memiliki rasa.
Jadi ada baiknya untuk yang tertarik memelihara seekor anjing, pelajari dahulu sifat-sifat dari setiap trah anjing, agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan, apakah untuk dijadikan teman atau sekadar penjaga rumah. Karena, anjing juga berhak atas kasih sayang pemiliknya.
:)
No comments:
Post a Comment