Sunday, March 31, 2013
HAPPYTHANKYOUMOREPLEASE
Happythankyoumoreplease is a movie title, cast by Josh Radnor who is known as Ted Mosby on How I Met Your Mother TV series. Nothing's special on this movie. Sucha very standard drama. Rather sweet and so HIMYM. But I personally like this movie, because it's set in New York. Nice scene, and I'm in love with this movie's soundtrack. Because it makes me feel so New York - er.
Here are they, you better check them out. Then be in love, just like me.
1. My Friend and The Ink On His Finger by Shout Out Louds
2. Miss New York by Brendan Hines
3. When They Fight, They Fight by Generationals
4. Please Remain Calm by Cloud Cult
5. Chemical Collide by Cloud Cult
6. The Story I Heard by Blind Pilot
7. You Go Bangin' On by The Go
8. The World May Never Know by Dr. Dog
9. One May Die So Lonely by Jaymay
10. 40 Hours Ago by Jaymay
11. Never Be Daunted by Jaymay
12. Lullaby by Jaymay
13. Have To Tell You Jaymay
14. Rock, Scissors, Paper by Jaymay
15. All Souls by Jaymay
16. 1 & 1 by Jaymay
17. Arms Like Boulders by War On Drugs
18. Smile by Bear Lake
19. Waving At The Shore by Throw Me The Statue
Saturday, March 23, 2013
Lingsir Wengi
Gua termasuk orang yang gak mau punya
urusan dengan bisnis dunia lain. Satu, karena takut. Dua, karena gak
berani. Kata kebanyakan orang sih kalo percaya sama Tuhan harusnya
jangan takut, karena dalam tingkatan makhluk ciptaan Tuhan , manusia itu
jelas lebih terpuji dan berada diatas keberadaan makhluk-makhluk dunia
lain. Okelah, masuk akal. Tapi lebih masuk akal lagi memang kalo takut,
karena penampakan makhluk dunia lain tadi pastinya jauh dari sempurna,
alias mengerikan. So, wajar kalo bikin ngeri.
Sangking
antipatinya sama urusan dunia lain, gua sampe-sampe gak punya
ketertarikan sama film-film, yang katanya menghibur, dengan genre horor.
Waktu itu entah tahun berapa, gua lupa. Santer sebuah film yang
dibintangi Julia Esteler dengan ngaran Kuntilanak. Yang bikin heboh
adalah ada tembang jawa yang dinyanyikan sinden, dimana liriknya
bermakana memanggil Jeung Kunti. Idih, serem.
Gua
sih gak tertarik, tapi penasaran. Tembang apa sih yang dimaksud?
Ternyata judulnya Lingsir Wengi. Dan coba cek aja di Youtube lagu yang
judulnya Lingsir Wengi. Merinding bok! Bukan karena lirik lagunya,
karena jujur gua gak ngerti bahasa jawa halus macem yang dinyanyiin
tersebut. Tapi gua serem sama suara sindennya. Nyelekit banget.
Nah
nah nah. Jadilah lingsir wengi lagu horor gara-gara film Kuntilanak.
Dasar merusak. Karena pada aslinya lingsir wengi itu lagu bertema
percintaan. Bukan serem-serem sadis, tapi nyeri-nyeri rindu.
Hal
ini gua sadari setelah pada suatu malam gua lagi main game via laptop
bokap. Tiba-tiba dari playlist, ya namanya juga playlisnya bapak-bapak,
dimainkan sebuah lagu dengan musik bossanova. Pada tau kan, gimana musik
bossanova. Sway-sway gimana gitu. Slow-slow bikin goyang. Sampai tiba
saat masuk suara vokalis ke dalam lagu, "lingsir... wengi..." katanya.
Schock. Iya, gua schock. Udah mana hampir tengah malem, sendirian, kok
dengeran lagunya lingsir wengi. Edan.
Tapi
gua tak gentar. Tekad gua mau dengenrin lagunya dari awal sampe akhir.
Masabodo sih dengan liriknya, masalahnya musiknya enak buat dinikmati.
Sambil iseng, gua browsing sekalian lirik lagu lingsir wengi versi
bossanova.
Lingsir wengi
Sepi durong bisa nendro
Kagodo mring wewayang kan ngreridu ati
Kawitane mung sembrono njur kulino
Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno
Nanging duh tibane
Aku dhewe kang nemahi
Nandang bronto kadung loro
Sambat sambat sapa
Rino wengi sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi
Selidik
punya selidik, ternyata asal muasalnya Lingsir Wengi adalah lagu
campursari bertema percintaan. Buat yang mahir bahasa jawa, mungkin
ngerti ya dengan maksud dan tujuan lirik tersebut. Dengan gak bermaksud
sok tau, gua secara pribadi sih menangkap makna lirik tersebut sebagai
nanyian yang dinyanyikan orang yang lagi jatuh cinta. Katanya sih, yang
nyanyi jadi susah tidur gara-gara lagi jatuh cinta. Dimana cintanya
dateng gak disangka-sangka. Duh... Puitis merintih sebenarnya.
Tapi
buat yang suka musik campursari, lagu Lingsir Wengi juga tersedia
dengan berbagai versi campursari dari berbagai macam penyanyi
campursari. Tapi yang namanya campursari, gua cuma tau satu ikon yang
gak akan terlupakan, yakni Mas Didi Kempot. Gak mau ketinggalan beliau
juga turut menyanyikan lho lagi lingsir Wengi. Tapi seperti biasa,
gimanapun liriknya, kalau Mas Didi yang nyanyi segalanya jadi
humor.Mungkin beliau memang cuma bisa nyanyi tok, dan gak bisa akting.
Jadi,
jangan takut lagi kalo denger kata-kata Lingsir Wengi. Jangankan
lagunya yang mau didengerin, denger kata-kata lingsir wengi aja jaminan
udah pada merinding duluan. Jangan kemakan isu. Lingsir Wengi bukan lagu
horor nan mistis, coba deh nikmatin Lingsir Wengi versi band Bossanova
Jawa. Romantis kok, pas buat yang lagi galau nungguin balesan chat dari
anu-anunya.
Happy Saturday night, bagi yang mengamalkan.
Thursday, March 21, 2013
Nail-art #1
Salah satu tren yang lagi hits dikalangan kaum muda masakini adalah, seni mengecat kuku, alias nailart. Saat ini kuku juga sudah menjadi salah satu perhatian para kaum hawa untuk turut dihias dan dilukis-lukis demi tujuan kecantikan dan keindahan. Gak mau ketinggalan, gua juga ikut nyobain dan belajar apa yang namanya nailart.
Berikut adalah seni melukis kuku yang diaplikasikan ke kuku gua. Dengan tema gradasi warna, atau ombre, atau lebih ngtren dikenal sebagai tie-dye. Kuku juga dapat menjadi ranah pengaplikasian seni melukis. Ombre kuku ini kebetulan dilakukan oleh ahlinya, jadi no wonder kalau hasilnya lumayan ehem.
Mau tau cara bikin ombre pada kuku? Cukup siapkan dua cat kuku dengan warna yang berbeda. Gak asal beda ya, tapi yang sekiranya bisa dipadukan menjadi gradasi warna yang lucu. Contohnya nih, pink dengan hijau, atau kuning dengan merah, atau kuning dengan biru. Atau apa aja deh yang sesuai selera. Kenapa cuma dua warna? Ya karena baru belajar jadi jangan yang repot-repot dulu kali ya. Haha.
Yuk mulai, dengan mengaplikasikan warna dasarnya, kalo bisa, dan sepertinya harus ya, warna dasar ini warna nya harus lebih terang. Setelah kering, baru aplikasikan warna kedua, yang lebih gelap, dengan menggunakan busa atau gabus. Lalu, totol-totolin deh di kuku. Nanti hasilnya nampak seperti yang digambar.
![]() |
Ombre on my nails. |
Sementara itu, gambar selanjutnya adalah aplikasi nailart pada kuku yang gua laukan secara mandiri. Dengan maksud mengapikasikan lukisan galaksi ke dalam kuku, harus diakui kalau dilihat secaralangsung dan seksama hasilnya sesuai keinginan. Tapi sayang, karena hanya ditangkap dengan kamera hp, jadi detil-detil yang indah pada kuku jadi kurang terlihat.
Anyway, kuku galaksi ini bukan hasil ngarang lho. Karena gua mempraktekannya setelah berhasil melakukan mata-mata melalui ahlinya, dan belajar diem-diem. Hasilnya ya, mirip lah.
Caranya, gampang. Cukup dengan mengaplikasikan cat kuku warna biru tua. Kemudian dengan gabus/busa cukup totol-totolin cat kuku dengan warna terang. Nah untuk kuku gua ini, gua pake warna silver dan gold yang punya efek bling-bling untuk merepresentasikan bintang. Sementara itu, gua juga menambahkan warna ungu dan biru terang banci untuk memberikan gradasi.
![]() |
Milkyway on my nails. |
Bagi yang penasaran, selamat mencoba. Bagi yang gak mau repot, paling mudah memang pergi ke salon dan minta dibikinin sama ahlinya. Diminimalisir deh hasil yang mengecewakan kalo udah pada tangan yang tepat. Tapi bagi merasa kreatif danmemilki peralatan yang lengkap, belajarlah pada guru yang tepat, Youtube.
Ciao.
Thursday, March 7, 2013
Pencuri Melati
Berawal dari prinsip bahwa sebuah bentuk undangan pernikahan harus wajib berbentuk fisik, yakni undangan pada umumnya, jadilah gua seorang yang jarang alias malas hadir ke sebuah pesta pernikahan yang undangannya berbentuk sms atau broadcast message atau wara-wara di facebook atau social media lainnya. Entah apa bedanya, pokoknya males. Karena merasa gak ada penghormatan dan kewajiban untuk hadir. Kuno sih kalau mengingat hari gini, social media sudah meraja dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Kayak gua bukan anak socmed aja. Tapi kan itu hanya sekadar prinsip, lagian prinsip tersebut gak berlaku kalau gua jadi plus one alias nemenin atau jadi gandengan atau diminta jadi pasangan orang yang mau dateng ke kondangan, dan apabila yang mewarakan undangan tersebut adalah teman dekat sendiri. Gak ajeg memang prinsipnya. Tapi ya mau gimana lagi.
Dengan kondisi yang demikian tersebut telah saya paparkan, jadilah pada tanggal 3 Maret 2013 gua hadir ke undangan pernikahan seorang teman yang bernama Suci Putri Tanjungsari, yang gua kenal dari teman yang gua kenal terlebih dahulu sebut saja Atul, jadi statusnya gak deket-deket banget bisa jadi baru kenal, tapi gua hadir dalam prosesi ijab kabul sekaligur resepsi. Sementara pada hari dan tanggal yang sama, dan waktu yang mungkin juga sama, teman gua yang namanya Okky Krisna Rahman juga menikah. Tapi gua gak hadir, karena yang bersangkutan mewarakan via broadcast message dari whatsapp dan gua taunya telat. Sementara undangan Uci datenganya lebih dulu dan berbentuk fisik, dikirimkan atas nama gua sendiri. Jadilah, dengan gak tergopoh-gopoh gua bela-belain dateng ngeng ngeng ke Majalengka. Dari Jatinangor. Perjuangan.
Perjuangan ini ditambah ada semacam keribetan dari salah satu personil keberangkatan rombongan Jatinangor yang bikin rencana perjalanan agak jadi ehem. Berantakan. But finally, apapun kondisinya rombongan pun tiba dan hadir dalam acara pernikahan Suci Putri Tanjungsari. Anyway, happy wedding ya Uci. Dan denger-denger hari ini pasangan Uci-Rian sudah tiba di Tanah Lot Bali untuk melaksanakan ibadah honeymoon. Kalo ada undangannya mungkin gua juga bakal hadir di acara honeymoon tersebut.
Mari kesampingkan masalah udangan, keberangkatan, dan honeymoon. Sesuai judul, saat dipernikahan Uci, gua bergerak sebagai pencuri melati. Walau gak mencuri-curi banget layaknya pencuri. Ini cuman memanfaatkan kondisi kesempatan dalam kehiruk-pikukan pernikahan. Enatah apa yang mendorong, tapi kayaknya gak ada salahnya sekali-kali dengan motifasi lucu-lucuan gua mencuri melati si pengantin perempuan. Sekali lagi, gak mencuri-curi banget sih, karena sebenarnya melati yang gua ambil memang udah niat dibuang oleh sang pengantin dan juru riasnya, untuk diganti dengan rangakain melati yang baru dan sepadan dengan kostum pernikahan si pengantin cewek. Lumayan.
![]() |
Bersama Melati curian dan Fitratul Hasanah |
Kenapa harus mencuri melati? Soalnya beredar kabar yang berbentuk mitos bahwa, dengan mencuri melati pengantin cewek niscaya sang pencuri bakal cepet nyusul ke pelaminan. Aamiin. Idih, jadi serius. Sebenarnya, sang pencuri gak punya niat pengen cepet nyusul juga sih. Mengingat kondisi yang masih single, jadi kalaupun buru-buru mau menyusul, nyusulnya sama siapa? Itu pertanyaan besarnya. Sementara pertanyaan perihal mitos ini bener atau gak, ya namanya juga mitos. Kita lihat aja nanti ya, gua beneran bakal jadi pengantin atau gak dalam waktu dekat. Cie cie..
Ngomong-ngomong soal pernikahan. Jujur dari hati yang paling dalam, gua belom mau nikah kok. Melihat sekian gelintir pasangan dari kalangan temen-temen yang sudah menikah pun, gua gak kepengen. Santai sih, tapi dominannya lebih ke takut. Kata orang menikah itu enak. Tapi buat gua itu serem. Mungkin serem-serem enak. Atau enak-enak serem? Tapi gak mau sombong juga, kalo ada yang ngajak nikah, dengan syarat dan ketetuan yang berlaku, gua pasti iyain. Tuh kan, gak ajeg lagi.
Pokonya selamat menempuh hidup baru ya Suci Putri Tanjungsari dan pasangannya Rian Suherman. Semoga melatinya membawa berkah. Tapi sementara ini, melatinya baru jadi hiasan aja dikamar. Harumnya semerbak, lumayan jadi parfum ruangan. Tapi ternyata bunga asli ada masa kadaluarsanya. Karena sekarang melatinya udah layu, kering, dan warnanya berubah menjadi coklat. Ditamabah komentar dari seorang teman untuk membuang melati kenang-kenangan dari Makalengka tersebut. Amh... Buang gak ya? Gak masalah sih dibuang, asal ada gantinya yang berbentuk manusia dan siap memelatikan aku. Apasih. Hah?!
Sekian cerita dari Majalengka. Kecup.
![]() |
Masih dengan Fitratul Hasanah dan Melati Curian |
Subscribe to:
Posts (Atom)