Thursday, April 26, 2012

Substansi Tunggal, Spinoza.


Mungkin sudah banyak yang menuliskan dan menafsirkan filsafat dari seorang filsuf keturunan Yahudi, yakni Baruch de Spinoza atau juga dikenal dengan nama Benedictus de Spinoza. Kelahiran 1632 sebelumnya bernama Baruch de Spinoza, Benedictus de Spinoza adalah nama yang digunakan oleh Spinoza sebagai lambang mulainya kehidupan baru seorang Spinoza pasca dikucilkannya ia oleh umat Yahudi. Spinoza mengalami pengucilan oleh umat Yahudi termasuk keluraganya sendiri karena kritik Spinoza yang dilontarkan saat ia berumur 18 tahun yakni mengenai keragu-raguannya terhadap kitab suci sebagai wahyu Allah, kemudian ia juga mengkritik posisi imam Yahudi, memertanyakan kedudukan bangsa Yahudi sebagai umta pilihan Yahweh, dan keterlibatan Allah secara personal dalam sejarah manusia.

Dikucilkan oleh keluarga dan kaum Yahudi tidak menghentikan pemikiran-pemikiran Spinoza. Ia tetap menulis buku dan mengajar. Namun Spinoza menolak saat mendapatkan tawaran sebagai pengajar tetap di sebuah universitas di Belanda karena Spinoza sangat mencitai kebebasannya untuk berfikir. Sepanjang hidupnya sebagai seorang pengasah lensa, Spinoza hidup sangat sederhana yakni dengan tidak merokok, jarang minum anggur, dan makan bubur encer. Mangidap penyakit TBC, akhirnya Spinoza tutup usia pada 1677.

Barusan adalah biografi dari seorang Spinoza. Saat ini mungkin secara premature dapat saya katakana bahwa filosfi Spinoza adalah favorit saya. Saya katakan premature karena filsafat Spinoza belum sepenuhnya saya pahami, sementara dapat saya katakan sebagai pemikiran yang saya favoritkan adalah karena ketertarikan saya terhadap ajaran Spinoza yang mashyur yakni Deus Sive Natur (Allah atau Alam). Atau dapat saya jelaskan secara amatir bahwa menurut Spinoza, Allah dan Alam adalah tidak dapat dipisahkan, Alam adalah Allah, dan Allah adalah Alam.

Disamping pengertian yang saya dapatkan secara amatir, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sebuah ilmu pengetahuan maka saya juga berusaha untuk mendapatkan pengertian yang lebih scientific dengan membaca beberapa artikel-yang juga turut menuliskan filsafat Spinoza ini.

Awalnya, untuk memulai pembicaraan mengenai filsafat Spinoza, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu yang menjadi filsafat Descartes. Karena filsafat Spinoza ini merupakan tanggapan atas pemikiran yang pernah dikemukakan oleh Descartes tentang masalah Substansi dan hubungannya antara jiwa dan tubuh. Dalam filsafat Descartes, terdapat sebuah permasalahan yakni bagaimana Allah, jiwa, dan dunia material dapat dipkirkan sebagai satu kesatuan yang utuh? Dan menurut Descartes realitas terdiri dari tiga substansi yakni Allah, Jiwa, dan Materi. Tanggapan Spinoza mengenai substansi dapat ditemukan dalam bukunya “Etika Yang Dibuktikan Dengan Cara Geometris”, Spinoza mencoba menjawab permasalahan dengan mulai menjawab dengan memberikan pengertian mengenai Substansi. Yakni:

1. Substansi dipahami sebagai sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri dan dipikirkan oleh dirinya sendiri, artinya sesuatu yang konsepnya tidak membutuhkan konsep lain untuk membentuknya. 
2.  Menurut Spinoza, sifat substansi adalah abadi, tidak terbatas, mutlak, tunggal, dan utuh.
3. Spinoza mengajarkan, apabila Allah adalah satu-satunya substansi, maka segala yang ada harus dikatakan dari Allah. Hal ini berarti semua gejala pluralitas dalam alam baik yang bersifat jasmani (seperti manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan) maupun yang bersifat rohani (seperti perasaan, pemikiran, dan kehendak) bukanlah hal yang berdiri sendiri melainkan tergantung sepenuhnya pada Allah. Untuk menyebut gejala ini Spinoza menggunakan istilah modi. Modi merupakan bentuk atau cara tertentu dari keluasan dan pemikiran.

Dengan demikian, semua gejala dan realitas yang kita lihat dalam alam hanyalah modi saja dari Allah sebagai substansi tunggal. Dengan kata lain, alam dan segala isinya adalah identik dengan Allah. Pemikiran Spinoza ini membantah ajaran Descartes bahwa realitas seluruhnya terdiri dari tiga substansi yakni Allah, jiwa dan materi. Bagi Spinoza hanya ada satu substansi yakni Allah/alam.

Well, tulisan barusan memang tidak sepenuhnya scientific. Hal ini dikarenakan penulis sendiri masih cukup bingung untuk memahami tulisan-tulisan filsafat yang berhubungan dengan ajaran Substansi Tunggal, Spinoza. Disamping ajaran substansi tunggal, Spinoza juga berbicara mengenai etika pada manusia. Dan pada kesimpulannya dapat dipahami bahwa filsafat Spinoza tentang Allah adalah bahwa Allah dan alam sebagai satu-satunya substansi, sementara manusia yang memiliki jiwa dan tubuh serta bentuk lain yang ada di dunia adalah wujud dari keberadaan Allah dan alam.

Semata-mata karena ketidaktahuan dan rasa ingin tahu, setelah menjabarkan dan mencoba memahami, penulis mendapatkan masalah dan pertanyaan atas filsafat Spinoza yakni:
a. Spinoza menyamakan Allah dengan Alam. Berarti harus didapatkan penjelasan tersendiri untuk mejelaskan apa itu alam? Jika Allah itu Alam, langit adalah alam, planet-planet adalah alam, apakah berarti langit dan planet adalah Allah? Apakah bumi dan segala isinya termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat disebut sebagai alam? Darimana munculnya alam? Siapa yang menciptakan alam? Mengapa alam tidak termasuk sebagai wujud modi dari substansi tunggal.
b. Jika dikatakan manusia, jiwa, rohani, hewan, tumbuhan bukan merupakan subtansi melainkan sebuah kesatuan, atau dikatakan sebagai modi, atau wujud atas keberadaan substansi tunggal, yakni Allah. Maka secara awam di dapatkan pengertian bahwa wujud dari modi tersebut adalah bentuk lain atau bagian dari Allah? Apakah ini berarti manusia adalah Allah? Apakah boleh dikatakan jika hewan dan tumbuhan adalah Allah?

Cogito ergo sum.


No comments: